1. Siapakah tokoh Petruk itu?
atau siapa pula kisah kisah wayang yang lain termasuk sejatanya Indonesia juga pernah menjuara festival wayang internasional.
Atau Anda juga bisa membaca artikelnya di bwah ini yang saya ambil dari web link tersebut di atas:
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan).
Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.
Catat Juga bahwa Indonesia Menjadi Juara dalam Festival Wayang
Kelompok teater Behind the Actors asal Bandung yang mewakili Indonesia di ajang Festival Wayang Internasional kedua di Hanoi, Vietnam membawa pulang empat penghargaan dari 15 kategori penghargaan.
Festival wayang tahunan yang digelar 4-9 September itu, diikuti 21 kelompok dari 15 negara. Para peserta diantaranya berasal dari Vietnam, Singapura, Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Turki, Cina, Jepang, Mesir, dan Israel. Indonesia kali ini hanya diwakili satu kelompok.
Menurut sutradara kelompok Behind the Actors, Asep Budiman, kelompoknya dapat empat penghargaan terbaik untuk pertunjukan, dalang, artistik, serta desain. Dengan memainkan kisah Mahabharata dengan lakon “Bisma Roboh”, mereka mengemas pertunjukan dengan campuran wayang dan multimedia.
“Kami mainkan wayang golek, eksplorasi wayang dengan musik keroncong sebagai pengganti gamelan, wayang kulit, juga wayang orang,” ujarnya, Kamis (16/9). Menurut penilaian dewan juri, kata Asep, permainan wayang seperti itu layak dikembangkan.
Festival wayang tersebut, ujar dia, diadakan untuk menjaga wayang sebagai warisan dunia. Wayang golek, kulit, dan orang seperti di Indonesia, kata Asep, juga dimainkan di Thailand, Kamboja, Vietnam, serta Cina. Sedangkan wayang di negara lain seperti Israel, berbentuk boneka.
Selain meraih piala, kelompok Behind the Actors mendapat hadiah uang sebesar hampir Rp 15 juta. Pementasan serupa di Bandung rencananya akan digelar pada Oktober atau November mendatang.
Rombongan berjumlah 10 orang tersebut berangkat 1 September lalu dan kembali 11 September. Walau mewakili bangsa, namun kepergian kelompok tersebut harus memakai dana yang diusahakan sendiri. “Sekarang kami masih berhutang Rp 30 juta dari total biaya Rp 60 juta,” ujar Asep.
Sebelum berangkat, kelompok Behind the Actors sempat mengajukan bantuan dana kepada Gubernur Jawa Barat dan Walikota Bandung lewat kantor Dinas Budaya dan Pariwisata masing-masing. “Katanya nanti setelah Lebaran,” kata Asep.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Herdiwan mengatakan, pihaknya sudah memberi rekomendasi agar kelompok tersebut mendapat bantuan dana dari Gubernur Jawa Barat sebesar Rp 25 juta. “Karena mereka hebat dan saya sangat salut serta menghargainya,” katanya. Soal waktunya, Herdiwan tak bisa memastikan karena pengajuan bantuan dana biasanya sering menumpuk di meja Gubernur
Lebih Detil tentang Petruk, baca terus ke bawah :
PETRUK - Tokoh Punakawan Wayang Jawa
Petruk
Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel.
Kisah
Masa lalu
Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Smarasanta (Semar) dan Bagong yang mengiringi Batara Ismaya. Mereka diberi fatwa dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Batara Ismaya Krama.
Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.
[sunting] Istri dan keturunan
Petruk mempuyai istri bernama Dewi Ambarwati, putri Prabu Ambarsraya, raja Negara Pandansurat yang didapatnya melalui perang tanding. Para pelamarnya antara lain: Kalagumarang dan Prabu Kalawahana raja raksasa di Guwaseluman. Petruk harus menghadapi mereka dengan perang tanding dan akhirnya ia dapat mengalahkan mereka dan keluar sebagai pemenang. Dewi Ambarwati kemudian diboyong ke Girisarangan dan Resi Pariknan yang memangku perkimpoiannya. Dalam perkimpoian ini mereka mempunyai anak lelaki dan diberi nama Lengkungkusuma.
[sunting] Petruk dalam lakon pewayangan
Oleh karena Petruk merupakan tokoh pelawak/dagelan (Jawa), kemudian oleh seorang dalang digubah suatu lakon khusus yang penuh dengan lelucon-lelucon dan kemudian diikuti dalang-dalang lainnya, sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang menggelikan, contohnya lakon Petruk Ilang Pethele menceritakan pada waktu Petruk kehilangan kapak/pethel-nya.
Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi Mustakaweni, putri dari negara Imantaka, berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai kerabat Pandawa (Gatutkaca), sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh (Wel Edel Bey). Lakon ini terkenal dengan judul Petruk Dadi Ratu. Prabu Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu Nala Gareng. Dan sebaliknya Bagong-lah yang menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan Lojitengara dan badar/terbongkar rahasianya menjadi Petruk kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada pemilik aslinya, Prabu Puntadewa.
Hubungan dengan punakawan lainnya
Petruk dan panakawan yang lain (Semar, Gareng dan Bagong) selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya.
Sebelum Sanghyang Ismaya menjelma dalam diri cucunya yang bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan nana ”parepat/prapat”.
Wanda wayang Petruk
Wanda wayang Petruk terdiri dari :
1. Petruk wanda Jlegong (dibuat pada tahun 1563)
2. Petruk wanda Jamblang (dibuat pada tahun 1655)
3. Petruk wanda Mesem ( dibuat pada tahun 1710)
4. Petruk wanda Manglung.
5. Petruk wanda Gandrung
6. Petruk wanda Bujang
7. Petruk wanda Gugup
Dalam pedalangan Ngayogyakarta :
1. Jlegong
2. Bujang
3. Sambel Goreng
4. Klantung
5. Belis
6. Kancil
Ciri Petruk wanda Jamblang adalah sebagai berikut :
1. Adegipun Ndegeg (Dalam sikap berdiri dadanya maju ke depan )
2. Bahu Padeg
3. Jangga ageng (Janggutnya besar)
4. Praupan ndangan (Wajah menengadah )
5. Praeyan wiyar (Muka lebar)
6. Badan ketingal kendho (Badan terlihat bongsor dan longgar)
Ciri Petruk wanda Jlegong :
1. Adegipun Agrong (Perawakannya besar/bongsor)
2. Bahu ngajeng andhap (Bahu depan rendah)
3. Djangga celak dan ageng (Dagu pendek dan besar)
4. Praeyan wiyar (Muka Lebar)
5. Jaja ageng agrong
6. Badan ketingal kera
7. Awak-awakan limrahipun cemeng (Badan warna hitam)
Spoiler for Petruk
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/1/1d/Petruk.jpg/180px-Petruk.jpg)
Spoiler for Petruk
![](http://sawali.files.wordpress.com/2007/11/petruk-dadi-ratu.jpg?w=491&h=354)
Spoiler for Petruk
![](http://futurerich.files.wordpress.com/2008/01/petruk.thumbnail.jpg?w=477)
Spoiler for Petruk
![](http://pitoyo.com/duniawayang/galery/data/media/10/petruk_yogya.jpg)
Demikian cerita tentang petruk
Kalau senjata-senjata yang digunkan pewayangan bisa melanjutkan degan membaca ke bawah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar